Tugas 4 : Audit Teknologi Sistem Informasi
SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis audit TI!
2. Berikan contoh yang berkaitan dengan jenis-jenis audit TI!
3. Jelaskan tahapan-tahapan audit TI dan siapa yang melakukan audit TI
(jelaskan alasannya)!
JAWABAN
1.
Audit dalam teknologi sistem informasi terbagi dalam beberapa jenis:
– Audit Internal
Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan suatu organisasi yang
dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota
organisasi dapat melakukan tanggung jawabnya secara efektif.
– Audit Sistem Informasi
Audit atas sistem informasi perlu dilakukan karena banyaknya resiko yang
perlu dihadapi oleh organisasi berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi.
Resiko-resiko tersebut antara lain :
1. Kehilangan data
Data merupakan aset teknologi informasi yang sangat kritikal bagi
kelangsungan operasional perusahaan. Ketika data tersebut hilang maka
perusahaan akan mengalami kesulitan seperti misalnya data yang hilang adalah
data penjualan maka perusahaan tersebut harus melakukan verifikasi manual atas
dokumen penjualan yang dimiliki dengan menggunakan waktu yang cukup lama.
2. Kesalahan pengambilan keputusan
Sebuah keputusan pada umumnya diambil berdasarkan data dan informasi
yang tersedia. Saat ini dalam bidang kedokteran banyak yang sudah menggunakan
bantuan Decision Support System (DSS) untuk mengambil keputusan yang penting.
Keputusan dokter bisa saja melakukan tindakan dengan menggunakan bantuan
software tersebut. Jika pengambilan keputusan tersebut salah bisa salah,
taruhannya adalah nyawa seseorang.
3. Penyalahgunaan komputer
Risiko kemungkinan penyalahgunaan teknologi yang dapat megakibatkan
kerugian yang bahkan tidak terbayangkan. Risiko tersebut tersebut dapat berupa
ancaman fisik seperti penghancuran dan pencurian aset dan nonfisik seperti
hacking, virus, penyalahgunaan akses.
4. Nilai Investasi
Sebagian besar investasi dalam teknologi informasi memerlukan dana yang
tidak sedikit dan cenderung sulit dikendalikan. Di Indonesia, belum banyak
organisasi yang melakukan analisis cost & benefit sebelum melakukan
investasi teknologi informasi.
5. Aspek privasi
Banyak data dan informasi yang bersifat pribadi tersimpan dalam sistem
komputer, seperti misalnya apabila kita mempunyai kartu kredit, maka data
tanggal terkadang merupakan informasi pribadi akan tersimpan dalam sistem
penyedia kartu kredit.
6. Kesalahan pengoperasian komputer
TI biasa digunakan untuk melakukan perhitungan yang rumit, misalnya
penghitungan bunga bank. Penggunaan TI untuk mendukung proses penghitungan
bunga bukannya tanpa resiko kesalahan. Resiko ini semakin besar ketika bank
tersebutbaru saja berganti sistem yang sebelumnya mereka gunakan. Tanpa adanya
mekanisme pengembangan sistem yang memadai, mungkin saja terjadi kesalahan
penghitungan atau bahkan fraud.
7. Evaluasi Teknologi
Teknologi informasi, seperti halnya teknologi yang lain mempunyai sifat
netral. Sisi baik dan sisi buruk akibat pemanfaatannya tergantung kepada siapa
penggunanya dan untuk apa digunakan.
– Audit Kecurangan
Auditor kecurangan bertugas sebagai ahli dalam penyelidikan atau untuk
menyajikan bukti di pengadilan. Audit Internal, dan Audit TI yang juga umumnya
meliputi auditor kecurangan dengan spesialisasi khusus di beberapa perusahaan
besar.
– Audit Eksternal/Keuangan
Audit eksternal/keuangan dihubungkan dengan para editor yang bekerja di
luar (independen) dari perusahaan yang diaudit. Tujuan audit ini berkaitan
dengan penyajian laporan keuangan.
2.
Contoh Audit
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya termasuk pada klasifikasi
Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan. SIMRS pada RSUD Kota
Tasikmalaya sudah didukung oleh Teknologi Informasi (TI) berupa infrastruktur
(perangkat komputer, server dan jaringan), sistem aplikasi beserta basis data.
Sistem aplikasi yang sudah digunakan terbatas pada lingkup sistem untuk
pelayanan kesehatan terhadap pasien, terutama sistem administrasi
pembayaran. Dari hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa sistem aplikasi
untuk pelayanan kesehatan terhadap pasien di RSUD Kota Tasikmalaya masih terkendala
oleh lambatnya proses Sistem Informasi (SI) yang menyebabkan pasien harus
menunggu lama dalam memperoleh layanan. Lamanya proses SI sering menyebabkan
pasien harus antri cukup lama dalam memperoleh layanan. Layanan data dari SI
juga sering dikeluhkan pasien karena ketidaksesuain dengan tagihan yang
dikenakan kepada pasien saat membayar di kasir. Penyebab terjadinya kesalahan
dan keterlambatan pemrosesan yang ada pada SI tersebut belum diketahui dengan
pasti.
Guna membuat rekomendasi
pengembangan SI dibutuhkan pengetahuan mengenai tingkat kematangan SIMRS saat
ini di RSUD Kota Tasikmalaya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota Tasikmalaya dituntut untuk melakukan audit
SIMRS, terutama pada lingkup sistem pelayanan kesehatan terhadap pasien. Atas
dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah audit sistem informasi menggunakan
framework COBIT 4.1.
Alasan dipilihnya framework COBIT 4.1, karena memberikan gambaran paling detil
mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang
mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi.
Bagi auditor, manfaat COBIT 4.1 adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu
kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam
memverifikasi temuan audit.
Penentuan ruang lingkup
audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota
Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard.
Setelah
mengetahui tingkat kematangan dari proses TI COBIT 4.1 yang menjadi cakupan
audit, selanjutnya dilakukan analisis kondisi yang terjadi dari masing-masing
atribut kematangan. Analisis kondisi dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi langsung, dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung ke lapangan
untuk memperoleh data atau informasi yang akurat mengenai kondisi SIMRS yang
diimplementasikan RSUD Kota Tasikmalaya.
Sebagai
tindak lanjut dari pendefinisian usulan rekomendasi perbaikan, perlu dilakukan
pedoman pengawasan dalam bentuk indikator pengukuran. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana proses peningkatan kematangan sudah dilakukan.
Adanya penelitian lain mengenai audit SIMRS menggunakan
metode Balanced Scorecard(BSC) dengan perspektif lainnya (keuangan, proses
bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan) sehingga cakupan audit (proses TI
terpilih COBIT 4.1) menjadi lebih luas.
3. Berikut adalah Tahapan-tahapan Audit
Teknologi Informasi :
1. Tahapan
Perencanaan
Sebagai suatu pendahuluan
mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa
sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar
pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
2.
Mengidentifikasikan Resiko Dan Kendali
Untuk memastikan bahwa
qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman
dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
3. Mengevaluasi
Kendali Dan Mengumpulkan Bukti-Bukti
Melalui berbagai teknik
termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
4. Mendokumentasikan
Mengumpulkan temuan-temuan
dan mengidentifikasikan dengan auditee.
5. Menyusun Laporan
Mencakup tujuan
pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.
Siapakah sebaiknya yang melakukan audit sistem informasi?
1. Audit sistem informasi dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengendalian internal yang dilakukan oleh fungsi TI.
2. Tapi jika dibutuhkan opini publik tentang kesiapan sistem tersebut,
audit dapat dilakukan dengan mengundang pihak ketiga (auditor independent)
untuk melakukannya.
Komentar
Posting Komentar